POLITITUDE – Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa pelestarian alam merupakan bagian penting dari ajaran seluruh agama.
Pesan ini disampaikannya dalam acara Ramah Tamah Lintas Agama dan Budaya yang digelar di Aula Jayang Tingang, Palangka Raya, Kamis (6/11/2025).
Acara tersebut dihadiri Duta Besar Denmark untuk Indonesia Sten Frimodt Nielsen, Gubernur Kalimantan Tengah Agustiar Sabran, serta Plt. Kepala Kanwil Kemenag Kalteng Hasan Basri.
Dalam sambutannya, Dubes Denmark mengapresiasi komitmen Indonesia dalam menjaga hutan tropis, sekaligus mengajak masyarakat untuk terus melestarikan sumber kehidupan dunia tersebut.
Menanggapi hal itu, Menag Nasaruddin menekankan bahwa nilai-nilai keagamaan dapat menjadi fondasi kuat bagi kesadaran ekologis.
“Pesan menjaga alam sejalan dengan semangat ekoteologi yang kami dorong di Kementerian Agama. Setiap agama mengajarkan umatnya untuk tidak merusak ciptaan Tuhan. Menjaga lingkungan berarti menjaga keberlangsungan hidup yang diberkahi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, konsep ekoteologi memandang manusia dan alam sebagai satu kesatuan moral dan spiritual.
“Kerusakan lingkungan bukan semata masalah teknis, melainkan cerminan ketidakseimbangan batin manusia. Ketika kita menebang pohon sembarangan atau mencemari air, itu artinya kita mengabaikan nilai-nilai agama,” jelasnya.
Menag menambahkan, keberagaman agama dan budaya di Indonesia merupakan kekuatan besar untuk membangun gerakan cinta lingkungan. Ia mencontohkan masyarakat Dayak yang hidup selaras dengan alam melalui berbagai kearifan lokal.
“Nilai-nilai budaya Dayak sangat harmonis dengan ajaran ekoteologi. Mereka menghormati hutan dan menjaga keseimbangan alam. Ini pelajaran spiritual yang patut diteladani,” tutur Menag.
Ia juga mengingatkan pentingnya merawat nilai-nilai lokal Kalimantan Tengah yang dikenal sebagai Bumi Tambun Bungai, Bumi Pancasila, dan Bumi Ber-AKHLAK.
“Julukan-julukan itu menunjukkan kuatnya harmoni antara agama, adat, dan budaya di sini. Mari kita rawat nilai-nilai itu bersama,” pesannya.
Selain itu, Menag mengajak ASN Kemenag untuk menjadi pelopor kepedulian lingkungan di masyarakat. “Jika setiap tokoh agama dan ASN Kemenag mengajarkan umatnya menanam pohon, menjaga air, dan tidak serakah terhadap alam, itu sudah menjadi bentuk nyata ibadah sosial,” tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Agustiar Sabran mengapresiasi perhatian Menag terhadap pelestarian lingkungan dan kerukunan antarumat beragama.
“Kalimantan Tengah kaya akan keberagaman dan kearifan lokal. Kami berkomitmen menjaga harmoni itu sejalan dengan semangat menjaga alam,” ungkapnya.
Acara Ramah Tamah Lintas Agama dan Budaya berlangsung dihadiri dihadiri oleh Forkopimda Provinsi Kalimantan Tengah, Dewan Adat Dayak (DAD), para Bupati dan Wali Kota se-Kalimantan Tengah, Instansi Vertikal, Kantor Kementerian Agama di Provinsi Kalimantan Tengah, pimpinan perguruan tinggi, Sekretariat Daerah dan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah, serta pimpinan perbankan, BUMD, dan organisasi keagamaan serta kemasyarakatan.***
