Tausiah Subuh di Masjid Darussalam, Menag: Mari Tingkatkan Kualitas Syukur

POLITITUDE – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan tausiah bakda (setelah) salat subuh di Masjid Raya Darussalam, Jumat (07/11/25). Dalam tausiahnya Menag mengajak jemaah untuk meningkatkan kualitas syukur dan sabar.

Menag menjelaskan tahapan syukur yang pertama adalah memuji Allah dalam hati dan dilanjutkan dengan mengucapkan kalimat Tahmid “Alhamdulillah”, lalu diwujudkan dalam tindakan nyata.

Ini berarti menggunakan nikmat yang diberikan Allah untuk hal-hal yang diridai-Nya dan mengakui bahwa segala sesuatu berasal dari-Nya.

“Sukur selain memuji dalam hati, diucapkn dengan tahmid, juga dilakukan dengan berbagi dengan apa yang dimiliki kepada orang lain yang membutuhkn walau sekecil apapun,” kata Menag.

Menag mengutip Al-Qur`an, Surah Ibrahim ayat 7, yang artinya “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu”. Ayat ini menjanjikan tambahan kenikmatan dari Allah SWT

Menag menjelaskan tambahan yang diberikan Allah akibat bersyukur tidak seja berupa materi melainkan juga kapasitas atau kepuasan diri seperti hati menjadi lapang, damai, tidak mudah marah, tidak mudah dendam, dan lainnya.

Ada tahapan lebih tinggi lagi dari sukur atas nikmat Allah, kata Menag, di mana syakur adalah tingkat yang lebih tinggi.

Syukur berarti mensyukuri nikmat yang diberikan Allah seperti rezeki dan kesehatan, sedangkan syakur adalah mensyukuri segala sesuatu yang datang dari Allah, termasuk musibah dan kesulitan, dengan keyakinan bahwa semua itu adalah kebaikan.

“Orang beriman mensyukuri segala ketetapan Allah, baik yang menyenangkan maupun yang sulit, seperti musibah atau penderitaan. Mereka memandang itu sebagai tanda cinta dari Allah yang akan mengangkat derajat seseorang,” ungkapnya.

Justru mereka takut terkena Istidraj yang merupakan kenikmatan yang diberikan Allah kepada seseorang yang sedang dimurkai-Nya.

Orang yang terkena istidraj terus diberikan kelimpahan duniawi seperti harta dan kesuksesan, padahal ia menjauh dari agama-Nya.

Kenikmatan tersebut membuatnya semakin lalai, sombong, dan tidak merasa bersalah atas perbuatan maksiatnya, sampai akhirnya Allah mencabut kenikmatan itu secara tiba-tiba dan penyesalan datangnya sudah terlambat.

“Boleh jadi baik mnurut hamba, belum tentu baik menurut Allah. Semoga kita menjadi hamba Allah yang tidak hanya pandai bersykur namun juga meraih martabat syakur,” harap Menag.

Tak hanya syukur, Menag juga mengajak untuk meningkatkan kualitas kesabaran, dari sabar menjadi as sobur.

Sabar adalah sifat keteguhan dan ketahanan dalam menghadapi cobaan, sedangkan As-Shabuur adalah salah satu nama (Asmaul Husna) Allah yang berarti “Maha Penyabar”.

Sifat kesabaran Allah yang tidak terbatas ini tercermin dalam kesediaan-Nya memberi waktu kepada hamba-Nya untuk bertaubat sebelum memberikan hukuman. “Kalau sabar diibaratkan air tuba dibalas air tuba makan assobur adalah air tuba dibalas air susu,” katanya.

Kemudian Menag menyinggung tentang keikhlasan dengan mengajak jemaah menjadi hamba yang mukhlis yaitu orang yang tulus, ikhlas, dan murni hatinya.

Kata ini berasal dari khalasha yang berarti bersih atau murni. Dalam konteks agama, Mukhlis adalah orang yang berusaha keras agar niatnya dalam beribadah atau beramal hanya semata-mata mengharapkan ridha Allah.

Perbedaannya, adalah orang yang telah dipilih dan disucikan oleh Allah sehingga keikhlasannya sudah murni dan total.

Mukhlis masih dalam proses perjuangan ikhlas, sedangkan mukhlas sudah mencapai keadaan ikhlas dengan apapun yang dianugerahkan oleh Allah termasuk musibah.

Menag menyatakan bahwa setan tidak akan menggoda orang mukhlis, didasarkan pada firman Allah dalam Al-Qur`an, Surah Al-Hijr ayat 40, yang menyatakan bahwa setan tidak memiliki kekuasaan atas hamba-hamba-Nya yang ikhlas (mukhlis dan mukhlas).

Orang mukhlis adalah mereka yang ikhlas dalam beribadah karena Allah, dan orang mukhlas adalah tingkatan lebih tinggi di mana mereka benar-benar tidak memiliki kekuatan setan untuk menggoda.

“Semoga kita semua menjadi orang yang selalu meningkatkan kualitas syukur, kesabaran, dan keikhlasan, hingga meraih husnul khatimah,” kata Menag mendoakan jemaah.

Tausiah subuh oleh Menag merupakan rangkaian kunjungannya ke Palangka Raya-Kalimantan Tengah selama dua hari. Agenda lainnya, Menag akan menjadi khatib salat Jumat dan melantik pengurus Ikatan Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) Kalimantan Tengah di Masjid Darussalam.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top