
Elon Musk Bela Visa H-1B, Trump Bersikap Tegas pada Kebijakan Imigrasi “America First”

POLTITUDE – Program visa H-1B yang memungkinkan perusahaan AS mempekerjakan pekerja asing dengan keterampilan tinggi kini menjadi isu panas di kalangan pendukung Donald Trump.
Beberapa tokoh sayap kanan seperti Laura Loomer dan mantan penasihat Trump, Steven Bannon, menentang program ini dengan alasan anti-imigrasi.
Sebaliknya, pemimpin teknologi seperti Elon Musk dan Vivek Ramaswamy mendukung keberlanjutannya karena penting untuk sektor seperti teknologi, kesehatan, dan keuangan.
Visa H-1B dirancang untuk mempekerjakan profesional asing di bidang khusus seperti IT, teknik, dan kedokteran.
Syarat utamanya adalah gelar sarjana atau lebih tinggi serta tawaran kerja dari perusahaan AS. Setiap tahun, hanya 85.000 visa baru yang dikeluarkan, dengan 20.000 di antaranya untuk mereka yang memiliki gelar lanjutan dari universitas di AS.
Donald Trump memiliki pandangan yang berubah-ubah terhadap program ini. Saat kampanye pada 2016, ia mengkritik visa H-1B karena dianggap menggeser pekerja lokal dan menekan upah. Namun, di kemudian hari, ia mengakui pentingnya program ini untuk menarik talenta berkualitas ke AS.
Perdebatan memanas setelah penunjukan Sriram Krishnan, seorang imigran India, sebagai penasihat kebijakan AI di pemerintahan Trump mendatang.
Keputusan ini memicu kritik dari kelompok nasionalis MAGA yang melihatnya bertentangan dengan prinsip “America First”.
Elon Musk membela program visa H-1B, dengan mengatakan bahwa hal ini membantu AS mendapatkan talenta elit yang dibutuhkan untuk kemajuan teknologi. Namun, ia juga menyarankan reformasi agar perekrutan pekerja asing lebih mahal, sehingga perusahaan tetap memprioritaskan pekerja lokal.
Konflik internal ini mencerminkan ketegangan lebih luas antara kebijakan nasionalis dan kebutuhan ekonomi global.
Industri teknologi, yang sangat bergantung pada talenta asing, menghadapi tantangan untuk menjaga daya saing inovasi sambil mematuhi kontrol imigrasi yang ketat.
Saat pemerintahan Trump bersiap mengambil alih, pendekatannya terhadap visa H-1B masih belum pasti. Hasil dari perdebatan ini akan berdampak besar pada industri teknologi, pekerja asing, dan ekonomi AS secara keseluruhan. Semua pihak kini mengamati dengan cermat untuk memahami dampak kebijakan mendatang.***