
Grand Mufti Menk Kunjungi Indonesia, Dorong Harmoni dan Peran Global Islam Rahmatan lil Alamin

POLITITUDE – Dalam kunjungan perdananya ke Indonesia, Shaikh Mufti Menk, seorang ulama terkemuka dari Inggris, mengungkapkan rasa bahagia dan kebanggaannya atas sambutan hangat yang diberikan oleh masyarakat Indonesia.
Disambut langsung oleh Menteri Agama, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, Grand Mufti memuji Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar yang menjunjung tinggi nilai-nilai kerukunan, toleransi, dan harmoni antarumat beragama.
“Indonesia adalah simbol kerukunan umat beragama. Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia berhasil menunjukkan wajah Islam yang damai, moderat, dan penuh toleransi. Saya sangat terhormat dan bersyukur atas sambutan luar biasa ini,” ungkap Mufti Menk.
Kunjungan Grand Mufti diawali dengan diterima di Masjid Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara yang menjadi ikon Islam di Indonesia.
Mufti Menk mengaku terkesan dengan arsitektur megah dan nilai sejarah yang melekat pada Masjid Istiqlal. Ia menyatakan keyakinannya bahwa masjid ini dapat menjadi simbol harmoni umat beragama, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kancah internasional.
Dalam pertemuan tersebut, Grand Mufti Menk menyoroti pentingnya kolaborasi antara Indonesia dan dunia internasional dalam bidang pendidikan Islam.
Ia mengusulkan agar Kementerian Agama Indonesia dapat memperkuat pengiriman kader ulama dan santri dari pesantren, madrasah, dan berbagai daerah di Indonesia untuk menimba ilmu di Inggris, Eropa, dan negara-negara lain di dunia.
“Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk menjadi pusat pembelajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Saya berharap ke depan, kader-kader ulama Indonesia dapat belajar di Barat untuk memperkuat peran Islam yang moderat dan toleran di dunia internasional,” jelasnya.
Grand Mufti juga menyampaikan apresiasinya terhadap program-program Kementerian Agama yang mendukung pendidikan Islam, khususnya di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
Ia berharap program ini terus diperkuat agar lebih banyak santri dari pesantren dan madrasah di pelosok Indonesia dapat memperoleh akses pendidikan berkualitas di luar negeri.
Dalam pidatonya, Shaikh Mufti Menk menekankan peran strategis Indonesia sebagai promotor Islam moderat yang menjadi perekat faksi-faksi Islam di dunia.
Menurutnya, Indonesia memiliki kapasitas untuk mempromosikan Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah yang damai dan mengedepankan nilai-nilai kebersamaan.
“Saya mengajak Menteri Agama dan Imam Besar Masjid Istiqlal untuk terus mempromosikan kerukunan umat beragama, toleransi, dan moderasi Islam di dunia internasional. Indonesia dapat menjadi model global untuk harmoni antarumat beragama, yang sangat dibutuhkan di era penuh tantangan seperti sekarang,” tambahnya.
Grand Mufti juga menekankan pentingnya Indonesia untuk aktif dalam diplomasi antaragama di panggung internasional, dengan membawa pesan-pesan kedamaian Islam Rahmatan lil Alamin.
Hal ini, menurutnya, tidak hanya memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin dunia Islam, tetapi juga sebagai penghubung yang menyatukan berbagai perbedaan di tingkat global.
Salah satu poin penting yang disampaikan oleh Grand Mufti Menk adalah pentingnya membangun generasi muda Islam yang unggul dan mampu bersaing secara global.
Ia memberikan dukungan penuh kepada Kementerian Agama untuk terus menjembatani peluang pendidikan bagi santri-santri di Indonesia, khususnya yang berasal dari daerah terpencil, agar dapat mengakses pendidikan di Barat.
“Generasi muda adalah masa depan Islam. Dengan memberikan mereka akses pendidikan berkualitas, kita tidak hanya memperkuat kapasitas individu tetapi juga memberikan kontribusi besar bagi peradaban Islam secara keseluruhan,” ujarnya.
Kunjungan Grand Mufti Menk ini diakhiri dengan harapan besar bahwa Indonesia dapat terus memainkan peran strategisnya dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang damai dan inklusif di dunia internasional.***