POLITITUDE – Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan Bachtiar Najamudin memperkenalkan konsep demokrasi hijau (green democracy) sebagai upaya membangun arah kebijakan politik yang seimbang, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
“Green democracy memang istilah baru yang kami coba kembangkan. Kami ingin demokrasi di Indonesia semakin sejuk dan berpihak pada kelestarian lingkungan. Ini bukan hal mudah, tapi kami akan terus mengenalkannya,” ujar Sultan Bachtiar usai menghadiri Tanwir XXXIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, Rabu.
Sultan menjelaskan, demokrasi hijau menekankan pentingnya keseimbangan antara kebijakan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Menurutnya, setiap regulasi dan kebijakan pembangunan harus memperhitungkan dampak ekologis agar tidak menimbulkan kerusakan alam yang justru akan merugikan masyarakat.
“Kebijakan ekonomi memang penting, tetapi harus tetap memperhatikan keberlanjutan. Jika pembangunan tidak dijalankan dengan hati-hati, kerusakan alam akan menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat. Karena itu, ekonomi dan lingkungan harus berjalan paralel,” katanya.
Ia menambahkan, pengenalan konsep demokrasi hijau dalam forum Tanwir IMM merupakan langkah strategis untuk menanamkan nilai-nilai keberlanjutan kepada generasi muda, khususnya mahasiswa yang kelak akan menjadi pemimpin dan pengambil kebijakan.
“IMM dikenal banyak melahirkan pejabat publik dan politisi. Karena itu, kami ingin memperkenalkan konsep ini sejak dini agar mereka tumbuh dengan kesadaran ekologis yang kuat,” ujar Sultan.
Sementara itu, Ketua DPP IMM Riyan Betra Delza mengingatkan kader IMM agar mampu melahirkan kebijakan yang bernilai bagi masyarakat, bertanggung jawab, serta adaptif terhadap perkembangan zaman.
“Setiap kader IMM harus menempatkan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi dan golongan. Kami juga harus menjadi mitra kritis sekaligus strategis bagi pemerintah dalam menghadirkan kesejahteraan rakyat,” tegas Riyan.
Ia juga menekankan pentingnya membangun solidaritas dan kebersamaan antaranggota organisasi. “IMM tidak bisa berjalan sendiri. Kita harus selalu bersinergi untuk membawa perubahan positif,” ujarnya.***
