
Negosiator AS dan Rusia Luncurkan Perundingan Gencatan Senjata di Arab Saudi

POLITITUDE – Negosiasi Gencatan Senjata Parsial Dimulai di Arab Saudi
Negosiator dari Amerika Serikat dan Rusia bertemu di Riyadh, Arab Saudi, pada hari Senin untuk membahas gencatan senjata parsial di Ukraina, setelah pembicaraan terpisah antara delegasi AS dan Ukraina. Berdasarkan laporan dari agensi berita Rusia, Tass dan RIA-Novosti, pembicaraan ini bertujuan untuk merumuskan rincian penghentian serangan jarak jauh terhadap fasilitas energi dan infrastruktur sipil, serta menghentikan serangan di Laut Hitam untuk memastikan pengiriman komersial yang aman.
Ukraina dan Rusia sepakat secara prinsip pada Rabu lalu untuk gencatan senjata terbatas setelah Presiden AS Donald Trump berbicara dengan pemimpin kedua negara, meskipun kedua pihak memiliki pandangan berbeda tentang target yang harus dikecualikan dari serangan.
Pemerintah Ukraina menginginkan perlindungan lebih luas, termasuk rel kereta api dan pelabuhan, sementara Kremlin menyatakan bahwa kesepakatan hanya mencakup fasilitas energi. Tuduhan saling menyalahkan juga muncul, dengan Rusia menuduh Ukraina menggagalkan gencatan senjata dengan serangan ke stasiun pengukuran gas di wilayah Kursk, Rusia.
Namun, meskipun negosiasi berlangsung, Rusia melancarkan serangan drone pada Sabtu malam yang menewaskan setidaknya tujuh orang di Ukraina, termasuk seorang ayah dan anak perempuannya yang berusia lima tahun di Kyiv. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengkritik Rusia karena melanjutkan serangan meskipun ada proposal gencatan senjata tanpa syarat sejak 11 Maret, dan menekankan pentingnya tekanan internasional terhadap Rusia untuk menghentikan teror tersebut.
Trump, dalam wawancaranya dengan Fox News, mengungkapkan harapan untuk kemajuan nyata dalam pembicaraan gencatan senjata di Arab Saudi, terutama mengenai penghentian tembakan di Laut Hitam, yang diharapkan bisa menjadi langkah awal menuju gencatan senjata penuh.
Zelenskyy menegaskan bahwa Ukraina siap menerima gencatan senjata penuh selama 30 hari yang diajukan oleh Trump, namun Rusia menginginkan penghentian pasokan senjata ke Ukraina dan penangguhan mobilisasi militer Ukraina, yang ditolak oleh Kyiv dan sekutu-sekutunya.***